Bagaimana Mesin Menggantikan Manusia Saat Ini
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah artikel menarik, mengenai Xiaomi, yang terkenal sebagai produsen smartphone dari China, sudah membangun semua smart factory (pabrik cerdas) dan sudah beroperasi sejak 2019 lalu. Bahkan ponsel terbaru xiaomi disebut-sebut diproduksi oleh pabrik tersebut. Dan mereka terus mengembangkan kemampuan smart factory-nya.
Tapi ternyata tidak hanya Xiaomi, banyak perusahaan teknologi di dunia yang juga mengembangkan smart factory, seperti Samsung, Panasonic, dan lainnya. Tapi sebenarnya apa sih smart factory ini, apa bedanya dengan pabrik biasa, dan apa hubungannya dengan judul artikel ini?
Jadi smart factory atau pabrik cerdas adalah konsep pabrik yang mampu berjalan 100% otomatis tanpa campur tangan manusia sama sekali. Bisa dibilang ini bentuk robot raksasa. Bahkan smart factory juga memiliki robot AI yang mampu melakukan pekerjaan QC (Quality Control) yang selama ini masih menjadi pekerjaan yang harus dilakukan oleh manusia.
Smart Factory juga dilengkapi sistem keamanan yang canggih dan tertutup rapat sehingga lebih steril. Bahkan disebut-sebut debu pun tidak bisa masuk ke dalam. Jika Anda pernah melihat foto ruang server raksasa milik Facebook, Google, dan perusahaan raksasa berbasis internet lainnya, mungkin kira-kira seperti itu gambarannya. Tapi bedanya isi di smart factory adalah mesin-mesin canggih dan robot yang bekerja memproduksi barang.
Sebenarnya ini bukan barang baru, 10 tahun lalu saya pernah mengunjungi sebuah pabrik besar milik salah satu perusahaan multi nasional raksasa di Indonesia dengan jumlah karyawan mungkin lebih dari 500 orang. Mereka memiliki mesin yang canggih dan mampu bekerja secara otomatis. Bahkan ada robot raksasa yang bertugas di gudang, robot canggih ini mampu memasukkan barang hasil produksi ke gudang atau mengeluarkan barang berdasarkan produknya.
Manager pabrik saat itu mengatakan bahwa jika mau, mereka sebenarnya cuma perlu sekitar 20 orang admin dan bagian QC untuk menjalankan pabrik tersebut. Hanya saja, terkendala dengan adanya aturan dari pemerintah mengenai jumlah karyawan pabrik yang wajib dimiliki agar pabrik tersebut dapat beroperasi.
Dalam waktu 10 tahun, perkembangan sudah begitu jauh, pabrik bisa beroperasi tanpa lagi membutuhkan admin ataupun bagian QC. Bayangkan apa yang terjadi 10-20 tahun mendatang. Beruntung saat ini pemerintah masih berusaha melindungi buruh dengan adanya aturan mengenai jumlah karyawan. Bayangkan jika tidak adanya aturan ini.
Saya seorang konsultan corporate, pebisnis online, internet marketer, dan penulis buku. Berpengalaman di bidang IT, bisnis, dan marketing.