Konsekuensi The Power of Kepepet
The power of kepepet atau kondisi terdesak disebut sebagai salah satu cara untuk mendorong diri kita atau orang lain untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara menciptakan kondisi terdesak sehingga mau tidak mau kita harus berusaha dengan sangat keras melampaui kemampuan diri kita secara normal. Tapi bukan kondisi terdesak biasa, melainkan kondisi yang sangat terdesak sehingga kita tidak punya pilihan lain selain berhasil.
Tapi sebenarnya menciptakan kondisi kepepet atau terdesak bukanlah hal ideal atau normal dalam hidup. Konsep ini sendiri sebenarnya bertujuan untuk menunjukkan bahwa manusia sebenarnya powerful dan bisa melakukan apa pun di luar batas kemampuannya atau lebih tepatnya di luar batas apa yang kita pikirkan tentang kemampuan kita sendiri. Tapi bukan hal ideal yang perlu dilakukan dalam kondisi normal.
Kenapa? Karena dengan menciptakan kondisi kepepet seolah kita ingin bisa mencapai keberhasilan dalam waktu singkat, dan tentu saja sesuatu yang instant tentu ada konsekuensinya. Berikut konsekuensi yang harus Anda pahami:
- Membuat kita menghalalkan segala cara
- Tingkat kegagalan yang tinggi
- Tidak untuk jangka panjang
- Dapat menciptakan traumatic, baik secara fisik atau mental
- Belum tentu dapat Anda ulangi lagi
Contohnya mungkin Anda pernah dengar cerita ini:
Dalam sebuah sayembara berenang menyebrangi kolam dengan buaya kelaparan di dalamnya, tiba-tiba ada seorang yang melompan di kolam dan dia berhasil, ternyata ada orang yang mendorong orang ini. Kondisi kepepet membuat orang ini mampu melampaui kemampuannya. Tapi coba kita cermati lagi cerita ini, pertama kita lihat dari tingkat kegagalannya, andai dia tidak berhasil maka dia akan kehilangan nyawa. Siapkah Anda kehilangan nyawa?
Lalu coba bayangkan jika si buaya pantang menyerah dan terus mengejar, meskipun orang itu berusaha setengah mati mungkin di awal dia berhasil kabur dari si buaya, tapi tidak untuk jangka panjang. Kalau sudah kondisi begitu mungkin orang itu akan menghalalkan segala cara, misalnya menarik kaki salah satu penonton dan mendorong ke si buaya. Dan dalam kehidupan nyata ini sering terjadi.
Setelah berhasil lolos dari buaya, bisa jadi orang itu tidak bisa turun dari ranjang selama berhari-hari, bahkan menimbulkan traumatic secara psikologis yang membuat orang itu stres atau minimal tidak berani lagi berenang. Jika rasa traumatic itu berhasil dilewati, maka saat itu baru dia dianggap sukses. Tapi pertanyaan terakhir, apakah dia kemudian akan bisa melakukan hal yang sama lagi?
Saya rasa tidak. Lalu seharusnya bagaimana?
Cara terbaik bukanlah menciptakan kondisi kepepet atau terdesak, tapi Anda harus berlatih untuk meningkatkan kemampuan Anda agar Anda bisa menjadi lebih baik setiap hari dan juga berlatih untuk memotivasi diri Anda sendiri. Inilah cara yang paling baik yang harus Anda lakukan.
Saya seorang konsultan corporate, pebisnis online, internet marketer, dan penulis buku. Berpengalaman di bidang IT, bisnis, dan marketing.