Kontroversi Penjual Ludah, Baik dan Buruknya
Saat ini istilah penjual ludah semakin banyak dikenal dan digunakan untuk menyebut orang-orang yang mengajari orang lain berbisnis tetapi dirinya sendiri tidak punya bisnis dan ilmunya lebih banyak diambil dari berbagai sumber. Dan seringkali bisnisnya adalah jualan ilmu atau jualan seminar. Banyak pro dan kontra mengenai penjual ludah.
Pihak yang pro dengan istilah ini biasanya mereka yang merasakan bahwa apa yang diajarkan tidak ada hasilnya atau pebisnis berpengalaman yang merasa bahwa ilmu yang diajarkan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Sementara pihak yang kontra biasanya menganggap bahwa tidak ada salahnya jualan ilmu, sama halnya dengan para guru atau dosen, atau tempat-tempat kursus.
Bagaimana menurut pandangan saya?
Menurut saya, semua hal ada sisi baik dan buruk, termasuk mengenai penjual ludah. Membandingkan dengan guru dan dosen sebenarnya tidak cocok. Kenapa? Karena orang sekolah dan kuliah memang untuk mendapatkan ilmu dasar mengenai bidang yang akan digeluti nantinya. Sementara banyak orang ikut seminar atau beli buku yang harganya di atas rata-rata untuk mendapatkan ilmu praktis yang bisa langsung diterapkan ke dalam bisnisnya.
Jadi wajar jika kemudian banyak pebisnis yang kemudian kecewa dan akhirnya setuju dengan sebutan penjual ludah itu sendiri. Tapi disisi lain bagi orang yang baru mulai berbisnis banyak yang ikut-ikutan pro padahal hanya malas untuk praktek, padahal mereka bisa mempraktekkan ilmunya dan mendapatkan hasilnya.
Sebenarnya ilmu apa pun pasti ada manfaatnya, tinggal kita yang memilih mana ilmu yang bisa diterapkan dan mana yang tidak. Tapi sayangnya banyak orang yang buka seminar mahal atau jual buku yang harganya di atas rata-rata mempromosikan secara berlebihan sehingga memberikan ekspektasi yang tinggi, khususnya untuk mereka yang non pemula alias sebenarnya sudah pengalaman. Karena itulah kemudian banyak yang kecewa, orang sudah pengalaman kok dikasih ilmu-ilmu yang cuma comot dari berbagai sumber kemudian disuruh trial error sendiri.
Tapi bagi saya yang paling berbahaya adalah jika ditargetkan orang yang baru mulai bisnis dan membuat orang berbisnis tanpa mikir dan tanpa perencanaan. Ini yang paling berbahaya karena hidup orang lain taruhannya, kecuali kalau dia mau jadi mentor dan membimbing orang tersebut untuk sukses. Jika tidak, maka artinya dia sebenarnya menjerumuskan saja tanpa bertanggung jawab terhadap hidup orang lain.
Jadi menurut saya tidak ada yang salah dengan penjual ludah selama tidak menjerumuskan dan tidak berlebihan dalam mempromosikan ludahnya, eh jualannya.
Saya seorang konsultan corporate, pebisnis online, internet marketer, dan penulis buku. Berpengalaman di bidang IT, bisnis, dan marketing.